Aku dan Tembok
aku selalu ingin menembus tembok itu.
Aku selalu ingin melihat apa yang ada di balik tembok itu. Ku dekatkan
telingaku pada tembok itu, berharap dapat mendengar sesuatu. Namun hening.
Tetap hening. Namun keinginanku terlalu kuat sehingga aku membuat diriku
sendiri buta. Buta oleh keinginanku sendiri. Dan tuli, karena tak mau
mendengarkan apa kata mereka.
Setiap hari selalu ada saat dimana aku dapat
melihat tembok itu. Bertemu tembok itu. Meskipun sekedar untuk bersandar saja.
Namun setiap hari tak luput dari tembok itu. Ayo lah.. buka sedikit saja celah
sehingga aku dapat mengintip untuk melihat apa yang ada disana. Di balik tembok
itu. Aku benar-benar tak dapat menahan diriku lagi. Mengapa? Mengapa aku begitu
ingin namun mengapa juga aku begitu takut?
Aku lalu mencoba memberanikan diri bertanya
pada orang itu. Namun jawabannya tetap menjadi sebuah misteri. Aku bertanya
lagi pada orang yang lain. Namun tetap saja sama. Meskipun aku beratanya pada
1000 orang pun, jawabannya tetap sama. Dan tetap menjadi sebuah misteri untuk
ku.
Kulihat garis pada tangan kananku.
Samar-samar tak beraturan. Kulihat lebih rinci lagi. Perlahan aku temukan
sebuah jalan yang mungkin dapat menuntunku menembus tembok itu. Namun garis itu
berhenti tiba-tiba. Sehingga aku dapat tersesat lalu terjatuh. Ah sial!
Ku alihkan tatapanku pada tangan kiriku.
Hhmm… bila ku ikuti, akan membawa kepedihan dan kesakitan. Karena jalan itu
menuntutku untuk terus menutupi kekuranganku dan selalu memaksaku untuk tidak
berbeda. argh! Ku lempar semua yang ada lalu aku marah! Aku marah dalam ketidak
berdayaan! Aku teriak dalam keheningan! Aku berontak dalam pikiranku sendiri!
Mengapa aku begitu pecundang? Mengapa aku tak
pernah bisa mengendalikan diri? Padahal aku selalu melihat ke arah cermin. Aku
lihat diriku dalam beberapa bagian. Memainkan banyak peran. Meskipun itu semua
tetap aku. Dan disitulah diriku sekarang. Di kelilingi oleh banyak sekali
diriku yang lain.
Itulah sebabnya. Ya, itulah sebabnya.
mengapa begitu sulit untuk menembus tembok.
karya : Ocha patricia Lovato Hillenburg :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar